aZnGO7CmWNAcFEEPGLxW9JB0TB6rvGl7wfQ0IjDB
Assalamu'alaikum Wr. Wb. bagaimna kabar para pembaca semuanya, untuk kali ini saya akan berbgai makalah hadits tentang "Hadits Musibah Sebagai Penghapus Dosa". Silahkan simak dan baca ya... Atau kalian juga bisa DOWNLOAD langsung makalahnya, Untuk link DOWNLOAD ada di paling bawah ya... :D

BAB I
PENDAHULUAN

Kehidupan di dunia ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Suatu ketika manusia akan mengalami kesusahan, dilain waktu ia akan menikmati kebahagiaan. Begitu pula di satu waktu ia akan diselamatkan oleh Allah dari musibah, dilain waktu ia tidak bisa menghindari dari musibah tersebut.
Musibah adalah suatu keniscayaan yang melanda semua manusia, baik secara perorangan maupun kelompok. Perasaan takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, sampai kekurangan buah-buahan yang dibutuhkan, selalu menyertai mereka yang terkena musibah. Hal ini secara tegas Allah gambarkan dalam surat al-Baqarah ayat 155-157

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157(
'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji′un. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.' (QS Al-Baqarah (2): 155-157).

Dalam ayat lain Allah memberikan peringatan secara tegas kepada manusia yaitu:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut:2-3).


Maka dalam makalah ini penulis akan membahas tentang hadits musibah sebagai penghapus dosa.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Teks Hadits
قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّ اللَّهُ عَنْهُ خَطَايَاهُ كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ الشَّجَرِ
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.  (HR. Bukhari)
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلْتَ عَلَى مَرِيضٍ فَمُرْهُ أَنْ يَدْعُوَ لَكَ فَإِنَّ دُعَاءَهُ كَدُعَاءِ الْمَلآئِكَةِ. رواه إبن ماجة
Umar Ibn Khattab berkata, "Rasulullah bersabda kepadaku, "Ketika engkau menjenguk orang yang sakit, mintalah dia berdoa untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat." (HR Ibn Majah)

B.     Hadits penguat
إذا أحب الله عبدا إبتلاه ليسمع تضرعه
“Jika Allah mengasihi Hamba-Nya, maka ia menurunkan cobaan padanya untuk mendengar permohonannya” (HR. Baihaqi dari Abu Hurairah).


C.      Analisa Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam jam’u sahih-nya berarti tidak diragukan lagi tentang kesahihannya.

D.     Kandungan Hadits
Kandungan dari hadits pertama menegaskan bahwa orang mukmin yang terkena penyakit atau musibah lalu ia bersabar atas musibah tersebut dan senantiasa ia berikhtiar dengan maksimal, maka Allah akan menyediakan pahala yang sangat besar yaitu gugur/ hilangnya dosa-dosa yang pernah ia lakukan seperti bergugurannya dedaunan.
Adapun dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah Rasulullah memberikan gambaran lebih hebat lagi yaitu ketika beliau (Rasulullah) memberikan anjuran kepada Umar Ibn Khattab untuk meminta do’a dari orang yang sedang sakit karena do’a orang yang sedang sakit tersebut cepat diijabah oleh Allah SWT beliau tamtsil-kan seperti do’a malaikat.
Nabi Muhammad menganjurkan untuk menjenguk orang yang sakit. Ada hikmah tersendiri yang dapat direnungi yaitu kesadaran akan pentingnya nikmat sehat yang diberikan Allah kepada kita.
Oleh karena itu, mumpung belum sakit gunakanlah nikmat kesehatan ini dengan sebaik mungkin untuk beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya. Bila sakit sudah menimpa kita, maka ibadah kita menjadi kurang sempurna. Bila salat pada waktu sehat bisa dengan berdiri, maka kalau sakit kita hanya bisa salat dengan duduk atau berbaring. Nikmat sehat inilah yang sering kita abaikan. Biasanya, ketika sakit barulah kita sadar bahwa sehat itu sangat penting dan mahal harganya.
Dan Allah telah megaskan dalam surat al-Baqarah yang berbunyi :
إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا وَلَقَدْ عَفَا اللَّهُ عَنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ (155) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ كَفَرُوا وَقَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ إِذَا ضَرَبُوا فِي الْأَرْضِ أَوْ كَانُوا غُزًّى لَوْ كَانُوا عِنْدَنَا مَا مَاتُوا وَمَا قُتِلُوا لِيَجْعَلَ اللَّهُ ذَلِكَ حَسْرَةً فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (156) وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (157)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah : 155-157).

Sakit dan musibah yang menimpa seorang mukmin mengandung hikmah yang merupakan rahmat dari Allah Ta’ala. Imam Ibnul Qayyim berkata : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”.
Orang yang beriman ketika menghadapi apapun yang ditakdirkan Allah kepadanya, menganggapnya sebagai suatu kebaikan. Jika ia ditimpa kesusahan dan kesempitan hidup, maka ia sabar terhadap takdir Allah tersebut. Di samping itu, ia mencari jalan keluarnya dan mengharap pahala dari Allah . Sikap yang demikian itu baik baginya, sebab dengan kesabaran itu dia mendapatkan ganjaran bagi orang-orang yang bersabar.
Jika dia mendapatkan kenikmatan, baik nikmat agama seperti ilmu dan amal shalih, maupun nikmat dunia seperti harta, anak, dan istri, dia bersyukur kepada Allah. Ketika ia bersyukur kepada Allah, maka yang demikian itu baik baginya.
Sedangkan orang kafir, dia selalu dalam keburukan. Jika mendapatkan kesusahan dia tidak sabar tapi mengumpat, melakukan sumpah serapah, mencela waktu, mencela zaman dan bahkan mencela ketetapan Allah .
Sikap sabar dan bersyukur pada seorang mukmin menjadikan Rasulullah begitu kagum dan terkesan kepadanya. Bila manusia mewujudkan kedua sikap ini, maka mereka dapat meraih dan menggapai kebahagiaan hidup. Dengan sikap sabar beban dan masalah yang menimpanya menjadi ringan, bahkan ia ridha dan berhati lapang terhadap segala ketetapan dari Allah . Sebab segala apa yang ditakdirkan Allah mengandung kebaikan dan kemaslahatan bagi hamba-hamba-Nya.



E.      Sikap Ketika Ada Musibah
Dalam menyikapi sakit dan musibah tersebut, berikut ini ada beberapa prinsip yang harus menjadi pegangan seorang muslim :
1.     Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala. Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat. Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama

2.     Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah
Allah berfirman :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22)
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah” (QS. At-Taghaabun : 11).

3.     Wajib Bersabar dan Ridho Apabila Ditimpa Sakit dan Musibah
Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah Azza wa Jalla, dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai ganjaran dari musibah yang menimpanya. Allah berfirman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).

Hikmah lainnya dari sakit dan musibah adalah menyadarkan seorang hamba yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah -karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta- untuk kembali mengingat Robb-nya. Karena jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah barulah ia merasakan kehinaan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala, sehingga ia kembali kepada Allah dengan penyesalan, kepasrahan, memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya. Allah berfirman :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ (42)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. Al-An’aam : 42).

Sakit dan musibah merupakan pintu yang akan membukakan kesadaran seorang hamba bahwasanya ia sangat membutuhkan Allah. Tidak sesaatpun melainkan ia butuh kepada-Nya, sehingga ia akan selalu tergantung kepada Robb-nya. Dan pada akhirnya ia akan senantiasa mengikhlaskan dan menyerahkan segala bentuk ibadah, doa, hidup dan matinya, hanyalah kepada Allah semata.

F.      Makna Filosofis Sebuah Muslibah
1.      Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah Ta’ala. Jadi musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala
2.      Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allah Ta’ala mencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.
3.      Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allah Ta’ala menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.




BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap jika ia mendapatkan musibah atau bencana ia akan segera mensikapinya dengan sabar dan senantiasa terus berikhtiar dengan maksimal, karena ia mempunyai keyakinan yang kuat bahwasannya setiap musibah yang terjadi padanya Allah pasti akan memberikan pahala yang sangat besar sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Imam Bukhari (2000), Ringkasan Sahih Bukhari, Bandung : Mizan.
Imam Nawawi (2003), Syarh Sahih Muslim. Beirut: Dar El Kutub Al Ilmiyah
Imam Ibn Majah, (t.th) Sunan Ibn Majah, Program Kutub at-Tis’ah
Depag RI, (2005) Al-Qur’an dan Terjemahan, Semarang : Toha Putera

Muhammad Saifuddin (2005), Adab Ketika Ditimpa Musibah, Jakarta : Gema Insani Press.

Jika ingin file makalahnya, langsung download DISINI !!! :D

Related Posts
Muhammad Syamsul Rijal
Saya orangnya pemalu dan lebih suka menyendiri di kamar.

Related Posts

Post a Comment