Untuk pos hari ini, saya memposting mengenai "Hadits Tentang Tujuh Hal Yang Menyertai Jenazah"
Jika anda ingin mengshare ulang, saya mohon ikut sertakan kutipan dari blog saya, makasih ^_^
Jika anda ingin FIle yang sudah jadi, Silahkan DOWNLOAD filenya DISINI !!! :D
Jika anda ingin FIle yang sudah jadi, Silahkan DOWNLOAD filenya DISINI !!! :D
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Alloh SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya. Karena hanya dengan berkah dan petunjuk Alloh SWT makalah ini
dapat kami selesaikan dengan baik meskipun dalam penulisan dan penyusunannya
masih terdapat banyak kekurangan.
Dengan ini
kami sertakan rasa terimakasih kepada kedua orang tua kami yang selalu memberi
motivasi dalam menuntut ilmu dan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulisan
serta tidak lupa kepada bapak dosen yang selau membimbing dan menuntun kami
dalam belajar.
Kami
sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
baik dari isi, penyajian, dan sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun guna meraih kemajuan dan kesempurnaan dalam
penulisan selanjutnya. Semoga dengan adanya makalah yang sederhana ini dapat
memberi manfaat untuk pembaca terutama kami sebagai penulis.
Cipasung, Januari 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI
................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang
........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
BAB III PENUTUP ......................................................................................
10
3.1 Kesimpulan
................................................................................ 10
3.2 Kritik dan Saran
.......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diriwayatkan
oleh Imam Al-Bukhary dan Imam Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits; Dari
Anas bin Malik R.A bahwa Nabi SAW bersabda, "Mayit itu diikuti oleh tiga
golongan, akan kembali dua golongan dan satu golongan akan tetap menemaninya,
dia akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalanya. Maka keluarga dan
hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya."
Al-Hafiz
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan hadits di atas "Dan tafsir hadits ini
adalah bahwa anak Adam mesti memiliki keluarga yang selalu bergaul dengan
dirinya, harta sebagai bekal hidupnya, dua sahabat ini selalu menyertainya dan
suatu saat akan berpisah dengannya. Maka orang yang berbahagia adalah orang
yang menjadikan harta sebagai sarana untuk berdzikir kepada Allah SWT., dan
menafkahkannya untuk kepentingan akhirat, dan dia mengambilharta itu sebatas
kebutuhan yang bisa menyampaikannya untuk kehidupan akherat, dia mencari istri
yang shalehah yang bisa menjaga keimanannya.
Selain
3 hal yang akan menyertai jenazah, ada pula yang meriwayatkan bahwa ada 7 hal
yang akan menyertai jenazah. Yang insyaAllah akan kami bahas dalam kesempatan
kali ini.
1.2 Rumusan
Masalah
- Hal apa saja yang akan menyertai jenazah berdasarkan hadits Rasulullah SAW. ?
- Bagaimana penjelasan dari masing-masing hal yang akan menyertai jenazah ?
1.3 Tujuan
Penulisan
- Agar kita semua dapat mengetahui dan memahami bahwa ada 7 hal yang akan menyertai jenazah.
- Untuk memahami penjelasan dari masing-masing hal yang akan menyertai jenazah.
BAB II
PEMBAHASAN
Sesungguhnya manusia itu berdasarkan fitrahnya,
telah dijadikan untuk memberikan manfaat kepada orang-orang baik yang masih
hidup maupun yang telah mati, khususnya setelah mereka meninggal dunia secara
langsung, dengan sangkaan dan anggapan bahwa amalan yang mereka kerjakan itu
bisa memberikan manfaat kepada si mayit ketika di dalam kuburan dan setelah ia
dibangkitkan darinya.
Ketika kebutaan (kebodohan) terhadap agama
menyebar di kalangan manusia, menjadikan setiap orang melakukan berbagai amalan
ibadah dan ketaatan sekehendaknya, yang melakukan berbagai amalan ibadah dan
ketaatan sekehendaknya, yang dia menganggap bahwa amalan-amalan tersebut bisa
memberikan manfaat kepada (si mayit) yang telah meninggal dunia.
Orang yang berbuat semacam itu bisa dikatakan lupa, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda sebagaimana disebutkan di dalam (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dari hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam.
Orang yang berbuat semacam itu bisa dikatakan lupa, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda sebagaimana disebutkan di dalam (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dari hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam.
كُلُّ عَمَلٍ لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
Artinya :
"Setiap amalan padanya tidak ada urusan kami,
maka amalan itu tertolak."
(H.R. Bukhary dan Muslim)
Maka seseorang tidak boleh menyembah Allah SWT.
dan mendekatkan diri kepada-Nya, kecuali dengan apa-apa yang telah
disyari'atkan. Cukuplah pahala yang disyari'atkan ini dihadiahkan kepada
orang-orang yang telah meninggal dunia. Jika suatu amalan tidak disyari'atkan,
maka amalan tersebut tertolak dan tidak diterima, pelakunya tidak mendapatkan
pahala bahkan ia mendapatkan dosa. Maka bagaimana bisa memberikan pahala amalan
yang tertolak. Bahkan Anda berhak bertanya :
"(Apakah pantas diberikan) dosa amalan yang
tertolak ini (amalan bid'ah)
untuk si
mayit, yang dimuliakan. Yang dia hendak memberikan manfaat kepada si mayit
setelah terputus segala amalannya."
Ada amalan-amalan yang bisa memberikan manfaat
kepada mayit atau jenazah setelah kematiannya, yang amalan itu bukan amalan
orang lain, tetapi dari perbuatannya sendiri semasa hidupnya di alam dunia.
Maka mengalir untuknya pahala dari amalan tersebut semasa hidupnya dan setelah
kematiannya. Sebelum wafatnya, manusia bisa melakukan sebagian amalan-amalan
yang pahalanya bisa terus mengalir setelah kematiannya. Selain itu, orang yang
masih hidup juga dapat memberikan manfaat kepada mayit atau jenazah dengan
amalan-amalan yang dikerjakan untuk ditujukan kepada jenazah setelah
kematiannya. Amalan-amalan yang bisa dilakukan sebelum kematian itu
memungkinkan dan mampu dilakukan. Jika sedikit saja dia mengerahkan usaha,
waktu atau harta, maka dia mampu untuk melakukannya. Sedangkan amalan-amalan
yang dilakukan oleh orang lain setelah kematiannya, maka amalan-amalan itu
tidak berada di tangannya, bisa jadi ada atau tidak ada. Oleh sebab itu kita
perlu mengetahui amalan-amalan apa saja yang termasuk berasal dari usahanya
sebelum meninggal.
Adapun ibadah-ibadah (amalan) dan
ketaatan-ketaatan yang bermanfaat bagi orang yang telah mati dan dapat
menyertainya yang berasal dari usaha mereka sendiri ketika masih hidup :
- Ilmu yang diajarkan dan diamalkan.
- Anak sholeh yang ia tinggalkan.
- Mushaf al-Qur'an yang ia wariskan.
- Mesjid yang ia bangun.
- Rumah yang dibangun buat ibnu sabil.
- Sungai yang ia alirkan.
- Shadaqah yang ia keluarkan ketika ia masih dalam keadaan sehat.
Hal tersebut disebutkan pada hadits yang
diriwayatkan Ibnu Majah dan Baihaqi dari Abu Hurairah r.a, dia berkata :
Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda :
اِنَّ مِمَّا يُلْحِقُ
الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ , اَوْ
وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ, اَوْ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ , اَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ,
اَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيْلِ بَنَاهُ , اَوْ نَهْرًا اَجْرَاهُ , اَوْ صَدَقَةً
اَخْرَجَهَا مِنْ مَا لِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَا تِهِ تَخْلُفُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
.
Artinya :
"Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan
seorang mukmin yang akan menemuinya setelah kematiannya adalah : ilmu yang
diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mush-haf yang
diwariskannya, mesjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang
dibangunnya, sungai (air) yang dialirkannya untuk umum, atau shadaqah yang
dikeluarkannya dari hartanya di waktu sehat dan semasa hidupnya, semua ini akan
menemuinya setelah dia meninggal dunia."
- Ilmu yang diajarkan dan diamalkan
Seseorang yang mempelajari ilmu akan
mendapatkan keutamaan yang tidak diperoleh oleh orang yang tidak
mempelajarinya. Oleh karena itu, Allah akan membedakan nilai seorang hamba
berdasarkan ilmu. Ada banyak keutamaan yang dapat diperoleh oleh para penuntut
ilmu, salahsatunya sesuai dengan firman Allah SWT.
... يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ
اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ ...
Artinya :
".... Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat ..."
(Q.S.Al-Mujadalah : 11)
Dalam ayat di atas, Allah SWT.
mengabarkan bahwa Dia akan mengangkat orang yang berilmu dan beriman karena
mereka berhak mendapatkannya. Sesungguhnya di antara yang bisa memberikan
manfaat bagi mayit atau jenazah setelah kematiannya adalah yang ia tinggalkan,
untuk diamalkan atau dimanfaatkan. Sama saja, apakah dia mengajarkan ilmu
tersebut kepada seseorang atau dia tinggalkan berupa buku yang menjadikan
orang-orang dapat membaca dan mempelajarinya setelah kematiannya. Hal ini
sesuai dengan sabda Nabi SAW. dari hadits Abu Hurairah r.a :
اِنَّ
مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ .
Artinya :
"Sesungguhnya
di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan menyusulnya setelah
kematiannya adalah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan."
Ibnu Majah meriwayatkan dari Muadz bin Anas dari
ayahnya, bahwa Nabi SAW. bersabda :
مَنْ
عَلَمَ عِلْمًا فَلَهُ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ
الْعَامِلِ .
Artinya :
"Barangsiapa
mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya,
tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun."
Al-Bazzar
meriwayatkan dari Aisyah r.a dia berkata : Nabi SAW. bersabda :
مُعَلِّمُ
الْخَيْرِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْحِيْتَانُ فِي الْبَحْرِ .
Artinya :
"Orang
yang mengajarkan kebajikan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, sampai
ikan-ikan yang ada di dalam lautan."
Imam
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi SAW. bersabda :
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ
ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ
مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ اَتَاِم مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
اَتَامِهِمْ شَيْئًا .
Artinya :
"Barangsiapa
yang menyeru kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala
sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi
pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka
dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya hal itu tidak
mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun."
- Anak sholeh yang ia tinggalkan
Anak termasuk usaha orang tua, sehingga
amalan-amalan sholeh yang diamalkan anak, juga akan menjadikan orang tua
mendapatkan pahala amalan tersebut, tanpa mengurangi pahala anak tersebut
sedikitpun. Imam
Turmudzi, Imam Nasai, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Aisyah r.a bahwa
Rasulullah SAW. pernah bersabda :
اِنْ
اَطْيَبَ مَا اَكَلْتُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ وَاِنْ اَوْلَادَكُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ
Artinya :
"Sesungguhnya
sebaik-baik yang kamu makan adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu, dan
sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu."
3.
Mushaf
al-Qur'an yang ia wariskan
ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ
عِبَا دِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ
سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِاِذْ نِ اللهِ ذَالِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ .
Artinya :
"Kemudian kitab itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula)
yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah
karunia yang besar."
(Q.S.Fathir : 32)
Dengan
memperhatikan ayat di atas maka jelaslah bahwa al-Qur'an akan mengiringi
kehidupan manusia, apalagi bila dalam keseharian kita mengamalkan al-Qur'an.
Tidak hanya sebatas kehidupan dunia al-Qur'an juga akan mengiringi kehidupan
akhirat setelah datangnya kematian. Dengan demikian apabila kita aktif
mengamalkan dan mengajarkan al-Qur'an, maka senantiasa akan menyertai kita
apabila kita sudah menghadapi kematian.
4.
Mesjid
yang ia bangun
Salah
satu bentuk amalan yang dapat mengalir dan mengiringi orang yang sudah mati
adalah memberikan wakaf. Ketika masih hidup, seseorang memberikan harta yang ia
miliki untuk dijadikan amalan sholeh. Hal ini bisa berupa memberikan tanah
untuk dijadikan mesjid. Karena dalam hal pewakafan, benda yang akan diwakafkan
itu haruslah yang dapat diambil manfaatnya, dengan mempertahankan bendanya
(tidak habis/hilang bendanya setelah diambil manfaatnya). Manfaat yang dimaksud
adalah penggunaan dan hasil dari benda tersebut. Ketika seseorang membangun
mesjid dan mengatakan kepada orang-orang secara umum (disertai niat berwakaf),
berarti ia sudah mewakafkan tempat atau tanah tersebut dengan dibangunnya
sebuah mesjid untuk digunakan masyarakat umum.
Berkaitan
dengan hal tersebut, jika melihat hadits di atas bahwa seseorang yang membangun
mesjid dengan niat karena Allah (ikhlas) maka amalannya itu insya-Allah akan
menyertainya sampai dia meninggal dunia. Imam Bukhary dan Imam Muslim dari
Utsman bin Affan r.a, dia berkata : Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah
SAW. bersabda :
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِيْ بِهِ وَجْهَ
اله بَنَى الْهُبْ لَهُ بَيْتَا فِي الْجَنَّ .
Artinya :
"Barangsiapa yang membangun mesjid
untuk mencari wajah Allah SWT., niscaya Allah SWT. akan membangunkan untuknya
sebuah rumah di dalam syurga."
5.
Rumah
yang dibangun buat Ibnu Sabil
6.
Sungai
yang ia alirkan
7.
Sedekah
yang ia keluarkan ketika masih dalam keadaan sehat
Seseorang yang telah wafat atau meninggal
dunia akan mendapatkan pahala yang terus mengalir dari amal jariyah yang telah
ia sedekahkan selama hidupnya. Misalnya selama hidup ia memberikan sedekah amal
untuk pembangunan mesjid, pembuatan sumur, sedekah mobil jenazah dan lain
sebagainya. Selama sesuatu yang ia tinggalkan masih bermanfaat untuk masyarakat
sebagai penunjang mengunduh pahala, maka ia (seseorang yang telah meninggal
tersebut) akan terus mendapatkan pahalanya, tentu seseorang tersebut memiliki
akidah dan ketauhidan yang benar.
Pengertian
shadaqah jariyyah menurut Madzhab Empat ialah : Suatu pemberian untuk mencari
pahala dari Allah SWT. Ada pula yang mengatakan : Memberikan shadaqah yang
tidak wajib, dengan cara menguasakan barang tanpa ganti. Ada pula yang
mengatakan : Harta yang diberikan dengan mengharap ridha Allah SWT. Ada pula
yang mengatakan : Harta "wakaf", sedangkan pengertian wakaf itu
sendiri yaitu : Apa-apa yang ditahan di jalan Allah SWT.
Dari
pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa shadaqah jariyyah adalah suatu
ketaatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencari ridha Allah, sebagai upaya
mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar orang-orang umum bisa memanfaatkannya
sepanjang waktu tertentu, sehingga pahalanya mengalir baginya sepanjang barang
yang dishadaqahkan itu masih ada.
Di
antara contoh shadaqah jariyyah yang telah dilakukan di zaman Nabi SAW. ialah :
Kebun kurma yang dishadaqahkan oleh Abu Thalhah (seorang sahabat Nabi) ketika
turun firman Allah SWT :
لَنْ تَنَا لُوْا الْبِرَّ حَتَّى
تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللهَ بِهِ
عَلِيْمٌ .
Artinya :
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan,
sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang
kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui." (Q.S.Ali
Imran : 92)
Selain
hadits di atas, ada pula hadits yang meriwayatkan 3 amalan yang tidak akan
terputus ketika seseorang meninggal dunia, di antaranya:
Disebutkan di dalam hadits shahih dari Abu
Hurairah r.a. bahwasannya Nabi SAW. pernah bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ
عَمَلَّهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ
بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ .
Artinya :
"Apabila manusia meninggal dunia,
terputuslah segala amalnya, kecuali dari tiga perkara : shadaqah jariyyah, ilmu
yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo'akannya." (H.R. Muslim, Abu
Dawud dan Nasa'i)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa ketika seseorang yang masih hidup selalu melakukan
amalan-amalan yang baik dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT., seperti
bershadaqah maka Allah dan rasul-Nya menjanjikan keutamaan dan kebaikan untuk
kelangsungan kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun
amalan-amalan yang akan menyertai dan mengalir terus pahalanya bagi orang yang
sudah meninggal dunia, yaitu :
- Ilmu yang pernah diajarkan dan diamalkannya
- Anak sholeh yang ia tinggalkan
- Mush-haf al-Qur'an yang ia wariskan
- Mesjid yang ia bangun
- Rumah yang dibangun buat ibnu sabil
- Sungai yang ia alirkan
- Shadaqah yang ia keluarkan ketika ia masih dalam keadaan sehat
Jika melihat hadits Nabi SAW amalan-amalan
tersebut akan menyertai orang yang sudah meninggal.
3.2 Kritik
dan Saran
Merujuk pada hadits yang dibahas dalam makalah
ini, kami menyarankan kepada semua bahwa dimulai dari sekarang mari kita
melakukan amalan-amalan yang baik yang dapat mendekatkan kita pada ridha-Nya.
Sehubungan dengan ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jika anda ingin FIle yang sudah jadi, Silahkan download DISINI !!! :D